Jalan Santai Ke Jolotundo

Posted on Desember 23, 2012. Filed under: Jalan-Jalan | Tag:, , , |

sebelum berangkat

sebelum berangkat minus top box

Sudah lama tidak nulis, sudah lama juga enggak jalan dengan motor ke luar kota. Akhirnya kepikiran untuk jalan santai ke Petirtaan Jolotundo, Desa Seloliman, Trawas Kabupaten Mojokerto.

Tepatnya terletak di lereng Gunung Bekal, yaitu salah satu puncak Gunung Penanggungan. Petirtaan Jolotundo memiliki panjang 16,85 M, lebar 13,52 M dan kedalaman 5,20 M dengan material utama dari batu andesit.

Menurut sejarahnya, petirtaan ini merupakan kolam cinta yang dibangun oleh Udhayana, raja Bali, yang menikah dengan putri Guna Priya Dharma dari Jawa. Dari perkawinan tersebut lahirlah Airlangga pada 991 M. Lalu pada tahun 997 M, Raja Udhayana membangun kolam ini, sesuai dengan angka yang tertera di dinding kolam, yang disiapkan untuk menyambut kelahiran putra Airlangga. (http://www.eastjava.com/books/glorious/ina/jolotundo.html)

Berangkat dari rumah sekitar jam setengah satu siang, lewat lumpur lapindo, Porong terus sampai ke Watukosek serta kawasan industri Ngoro. Lurus saja sampai menemukan pertigaan tinggal ikut alur jalan hingga anda menemukan tulisan Jolotundo di tembok rumah penduduk dan tanda terakhir adalah PPLH Seloliman. Dulu semasa kuliah, bisa dibilang sering main kesini, bukan siang atau pagi hari melainkan malam hari, ya karena rekan lainnya juga senggang pada waktu itu. Dulu masih sepi, sekarang jalan menuju Jolotundo banyak berdiri warung di kanan kiri. Karena dulu saya mencari sepinya, aneh ya, anak muda kok mencari sepi bukane cewek, miras, narkoba, dsb. Hehehe, mata kebanyakan lihat gemerlap perkotaan takutnya akan takut ketika ‘gelap’ melanda sekaligus melatih kepekaan batin di saat sepi maupun ramai.

jalan sepi menanjak

jalan di dalam komplek arah Petirtaan Jolotundo

Balik lagi, untuk masuk kesana, pengunjung akan dikenakan biaya parkir dua ribu rupiah dan tiket masuk Rp 6 ribuan. Sedangkan jika berkunjung malam hari, tidak ada tiket masuk karena pegawai di sana sudah pulang, tinggal penunggu parkir. Dan, benar seperti dugaan saya, di Jolotundo sedang ramai pengunjung, meski cuaca mendung dan jalan desa menuju kesana telah basah oleh hujan. Langsung saja ambil sedikit foto, eh mau pulang, hujan gerimis, pesen kopi dulu di warung remang-remang. Memang kondisinya gelap karena listrik minim dan cuaca sedang mendung.

Overall, saya senang bisa jalan santai ke sini, cukup jalan 40-70 km, saya bisa menikmati perjalanan, apalagi banyak jalannya banyak yang diperbaharui, mulai kawasan Porong sampai Watukosek yang menantang untuk membetot gas, tapi untuk saat ini, malessss.

Begitu pula sampai di kawasan Jolotundo, seringkali saya disalip muda-muda dengan kecepatan tinggi, bukan ingin gaya karena memang jalannya berkelok dan menanjak jadi mereka ambil gas dari bawah. Sedangkan saya, nyantai saja, gigi 1 paling sering, paling tinggi gigi 2, gak peduli diliat anak muda yang sedang cangkruk di kanan kiri warung. Mungkin mereka berpikir, motor laki tapi jalane kayak keong. Persetan, di perkotaan bolehlah jalan cepat, ini di alam bung, setidaknya hormati alam di sekitar kita dengan menikmatinya. Ah sudahlah, dan next destinasi saya coba mencari kawasan wisata Kaliandra yang katanya dekat dengan Taman Safari Pasuruan.

ramai pengunjung termasuk kaum hawa, banyak ikannya lagi

ramai pengunjung termasuk kaum hawa, banyak ikannya lagi

setapak menuju pemandian laki-laki, bisa juga lewat atas

setapak menuju pemandian laki-laki, bisa juga lewat atas

Make a Comment

Tinggalkan komentar

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...