Tugune Pahlawan

Posted on Desember 26, 2012. Filed under: Jalan-Jalan | Tag:, , , |

Tugu PahlawanAda sedikit waktu senggang saat pagi, kok pengen ke Tugu Pahlawan. Ya sudah, cabut, naik si biru setelah nganter istri ke SMP Khadijah tempatnya bekerja. Langsung menuju TKP, jujur, semenjak Tugu Pahlawan dipugar hingga jadi sekarang ini, lebih teratur, ‘terlindung’, ada banyak patung pahlawan (termasuk Sukarno-Hatta) supaya anak muda seperti saya selalu ingat dengan darah dan perjuangan para pahlawan, ada mobil bung tomo juga (sengaja tidak saya foto karena itu cuma mobil, lebih baik tahu makamnya dan berziarah kesana).

Kebetulan masih suasana liburan, on the spot banyak terlihat pengunjung, terutama anak-anak sekolah.  Lucu, baru pertama kali main ke sana, saya bingung pintu masuknya. Maklum, karena dulu saya SMP sampai SMA, Tugu Pahlawan belum tertutup seperti sekarang ini. Jika anda datang dari arah Bubutan, usai lampu merah dan Tugu Pahlawan sudah nampak, langsung saja ambil kanan, terus ikuti alur kanan, sampai berputar lagi ke arah JL Kramat Gantung, tetap ambil kanan nanti akan nampak pintu masuknya. Saya kira masuknya bayar, ternyata cuma bayar parkir motor Rp 1000, sudah bisa masuk ke dalam melihat tinggi menjulangnya Tugu Pahlawan.

Karena saya tidak sampai masuk monumen Tugu Pahlawan, saya tidak tahu, apakah di sana masuknya bayar atau tidak. Karena saya memang ingin punya foto Tugu Pahlawan, masa’ lahir di Keputran Pasar Kecil, gang depan Patung Karapan Sapi, tidak punya foto ikon kotanya sendiri.

Berhubung masih pagi, awan masih terlihat biru dan bersahabat untuk berjemur ria di depan Tugu Pahlawan. Sebenarnya masih banyak keinginan untuk memotret bangunan yang ada di Surabaya, daripada beli lukisan atau hiasan dinding rumah, mending memasang foto jepretan sendiri, jadi bisa cerita ke anak cucu kita nanti.

Tugu Pahlawan

Oh, iya saat saya berada di lokasi, saya coba meresapi, bagaimana pejuang yang  berjibaku, baik secara langsung maupun gerilya, berani keluar darah saat berhadapan dengan musuh. Mereka memilih lebih baik mati daripada dijajah, mereka tidak ingin anak cucunya hidup masih dalam kondisi berperang dan tidak merdeka, subhanallah, sungguh enak saya bisa hidup tenang dan bebas seperti sekarang ini.

Kenapa enak, kenapa bebas? Bayangkan jika anda Tionghoa, jaman perjuangan di Surabaya atau kota lainnya, jika mereka ingin keluar kota, katakanlah dari Surabaya mau ke Mojokerto atau Malang, harus menunjukkan surat jalan dari pejabat setempat, repot bukan, hal tersebut saya peroleh saat saya meliput seminar atau semacam diskusi komunitas Tionghoa di Tempat Kursus Bahasa Perancis CCCL, beberapa waktu silam.

Tugu Pahlawan, Tugune Pahlawan berada di tempat yang dulunya berdiri kerajaan Ujung Galuh, semoga pejuang yang gugur di medan pertempuran mendapat ampunan dan tempat yang mulia di sisi-Nya, amin.

Tugu Pahlawan

Make a Comment

Tinggalkan komentar

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...